Sejarah fashion adalah cerita menarik tentang evolusi gaya berpakaian dari masa ke masa. Sejak zaman kuno hingga era modern, fashion selalu menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Dari busana sederhana hingga desain yang rumit, trend mode terus berkembang dan mencerminkan perubahan budaya serta kepercayaan masyarakat. Sejarah fashion juga mencerminkan bagaimana manusia selalu berupaya untuk mengekspresikan diri melalui pakaian, menciptakan identitas dan gaya unik mereka sendiri. Dengan menelusuri sejarah fashion, kita dapat melihat bagaimana mode telah berkembang seiring berjalannya waktu dan bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari kita.
Fashion merupakan cermin dari perubahan budaya dalam suatu kelompok atau adat tertentu. Selain itu, fashion juga dapat menjadi cara untuk membagi kelas, status, pekerjaan, dan kebutuhan untuk menyesuaikan pakaian dengan tren yang sedang berlaku. Berikut adalah daftar urutan perkembangan fashion dari masa lampau hingga masa kini:
RENESANSI (1400-1600 MASEHI)
Abad ke-16 di Eropa menandai perubahan besar dalam sejarah. Fashion pada abad ke-16 menampilkan gaya klasik Eropa dengan pakaian yang besar dan tidak minimalis, mencerminkan kesopanan yang sangat dihargai. Penggunaan kain linen, satin, dan sutera dengan bordir bunga menjadi tren pada masa itu. Gaun bertumpuk sangat populer di kalangan wanita, menampilkan aksen yang membuat pemakainya terlihat anggun dan klasik. Pakaian wanita pada masa itu ditandai dengan garis leher persegi, pinggang V, lengan pas di bahu, dan lapisan kain rok yang tebal membentuk siluet pinggang ramping. Gaya rambut perempuan pada masa itu cenderung digulung tinggi atau bergelombang besar, seringkali dihiasi dengan hiasan kepala seperti topi, bonnet, atau pita rambut. Sarung tangan dan aksesoris kecil seperti kipas tangan juga sering dipakai.
Dengan demikian, fashion pada masa Renesansi bukan hanya sekadar pakaian, tetapi juga menjadi representasi dari kehormatan dan keanggunan yang dijunjung tinggi pada zamannya.
Pada periode Barok (1590-1725 M.E.), seni dikarakterisasi oleh gaya yang dramatis dan penuh semangat. Gerakan yang berlebihan dan detail yang kaya digunakan untuk menciptakan karya seni yang menakjubkan dalam bentuk patung, lukisan, sastra, dan musik. Periode ini dimulai di Roma sekitar tahun 1600 dan menyebar ke seluruh Eropa, mengakhiri dominasi kontrapung imitatif dalam musik.
Hiasan yang rumit dan kaya membuat era Barok begitu istimewa. Bangunan-bangunan megah dan musik yang indah berkembang bersamaan. Orang-orang pada masa itu menikmati gerakan yang elegan dan dinamis. Musik pada periode ini lebih diperhatikan, dengan perbedaan volume yang jelas seperti forte dan piano.
Fashion pada masa itu dipenuhi dengan bordir berat yang dihiasi dengan motif alam, bunga berwarna-warni, dan hewan-hewan. Kerah yang besar dan bordiran rumit menjadi tren fashion yang populer. Pakaian pria dan wanita memiliki pinggang yang lebih ramping. Kain satin sutra berat menjadi favorit pada masa itu.
Rococo pertama kali muncul di Perancis pada awal abad ke-18 sebagai kelanjutan dari gaya barok, namun memiliki tema yang lebih ringan dan warna yang lebih cerah daripada gaya barok. Rococo ditandai dengan kemewahan, keanggunan, keceriaan, dan keluwesan. Bagi wanita, jiwa dasar dari mode rococo terletak dalam kemegahan, hiasan, elegansi, dan kerajaan. Gaun wanita gaya rococo, yang disebut robe a la francaise, digunakan sebagai gaun formal hingga era revolusi. Karena mode rococo melambangkan kemegahan, bahan yang digunakan untuk membuat busana rococo adalah bahan berkualitas tinggi seperti sutera.
Pada masa ini, fashion menampilkan elemen-elemen yang lebih ringan dengan banyak lengkungan dan pola alami. Pakaian pada masa itu lebih mewah dan berlebihan. Gaya pakaian wanita pada masa itu menekankan dan menampilkan bagian atas tubuh yang ketat, didukung oleh korset di atas rok yang lebar dan penuh. Para wanita ini biasanya menggunakan lengan setinggi siku ¾ dan dihias dengan renda atau ruffles. Mereka juga menggunakan kerudung atau syal, memakai kain dengan motif dan bordir yang tidak terbatas, serta mengenakan topi yang semakin lebar. Perbedaan antara barok dan rococo dalam seni musik terletak pada karakteristiknya. Pada era rococo, gayanya lebih intim daripada barok, dan ciptaannya biasanya lebih kecil daripada barok.
ROMANTICISM (1800 – 1850)
Pada era pertengahan abad ke-18 muncul sebuah aliran seni dan gaya hidup yang baru, dikenal sebagai Romanticism, yang mencapai puncaknya pada akhir abad ke-19. Romanticism menekankan bahwa perasaan adalah sumber utama inspirasi dalam seni, bukan hanya sekadar keindahan visual semata. Artinya, karya seni pada masa ini adalah ekspresi dari perasaan yang mendalam. Dalam dunia seni, pengaruh sastra dan tari balet sangat kuat. Gerakan dan ekspresi yang dinamis menjadi fokus utama, sementara ornamen hiasan menjadi kurang relevan.
Tren fashion Romanticism adalah feminin, dengan detail-detail yang lembut dan kain yang halus menjadi favorit. Ruffles, renda, dan beludru adalah elemen-elemen kunci dalam fashion Romanticism. Para penggemar fashion ini sering melihat masa lalu sebagai periode yang penuh romantika, dan mereka bisa membayangkan diri sebagai tokoh pahlawan dalam kisah cinta sejarah. Fashion Romanticism sangat terkait dengan Era Victoria, di mana wanita sering mengenakan rok panjang, topi, dan sarung tangan. Mereka cenderung mengoleksi benda-benda indah dan berharga sebagai bagian dari gaya hidup mereka.
ERA VICTORIAN (1837 - 1890)
Mode di era Victoria dalam sejarah Britania Raya adalah masa pemerintahan Ratu Victoria dari 20 Juni 1837 hingga wafatnya pada 22 Januari 1901. Masa ini ditandai oleh periode perdamaian yang panjang, kemakmuran, kejayaan Britania di tingkat internasional, serta rasa percaya diri yang tinggi dari warga Britania.
Gaya busana yang mengagumkan pada masa itu memiliki ciri khas aksesoris renda dan lace, serta potongan yang mekar. Gaya pakaian di era Victoria menekankan konsep penampilan yang cantik dan menawan. Bentuk lengan yang mengembang juga menjadi karakteristik penting dari pakaian pada masa ini. Penggunaan lace sangat populer, tidak hanya sebagai bagian dari pakaian, tetapi juga dalam hiasan rambut dan bros. Gaya rambut wanita pada masa Victoria sering kali menggunakan tatanan updo yang memberikan kesan anggun, dengan rambut tergerai dan dihiasi dengan hair pins cantik.
Impresionisme merupakan aliran seni yang menampilkan kesan pencahayaan yang kuat, dengan fokus pada warna daripada bentuk. Aliran seni lukis ini berkembang di akhir abad ke-19 dan dicirikan oleh ekspresi visual yang menekankan pada perubahan cahaya dan warna. Beberapa pelukis impresionis terkenal antara lain Claude Monet, Pierre-Auguste Renoir, dan Camille Pisarro. Selain itu, di masa itu, industri fashion juga mengalami perkembangan dengan munculnya desainer seperti Charles Frederick Worth yang mengubah cara pembuatan dan pemasaran pakaian di department store. Majalah fashion juga mulai populer pada masa tersebut. Kain-kain mewah seperti renda, sutra, beludru, dan satin digunakan dalam berbagai aksesoris seperti topi, payung, sarung tangan, dan sepatu.
Modernisasi dalam bidang fashion terjadi dengan cepat seiring dengan kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi yang semakin global telah memungkinkan gaya busana berkembang pesat, dengan mode dari negara lain dapat dengan mudah diadopsi oleh masyarakat Indonesia. Perubahan yang cepat dalam busana seringkali membuat kejutan bagi para pelaku industri fashion, dengan terjadinya hal-hal yang tak terduga.
Di masa lalu, fashion dikenal dengan crinolines, bustles, dan detail yang berlebihan. Namun, di era modern, semua itu telah berganti. Meskipun masih rumit dalam detailnya, desain busana cenderung lebih simpel dengan penonjolan siluet berbentuk S. Gaya sederhana ini dengan cepat menyebar secara global, terutama setelah Perang Dunia I yang memunculkan dua prinsip besar dalam busana wanita, yaitu kebebasan dan kenyamanan.
Pada era modern ini, terdapat 3 gaya mode yang dominan, yaitu Edwardian Style, La Belle Epoque, dan Gibson Girl. Masing-masing gaya tersebut memiliki pengaruh yang kuat dalam dunia fashion, baik di Eropa maupun Amerika.
Tahun 1920 adalah awal dari kebangkitan fashion dunia. Amerika menjadi salah satu pusat mode dunia, dipengaruhi oleh era kemakmuran mereka. Musik Jazz dan tarian glamor juga ikut berkembang pada masa tersebut, menciptakan gaya Melindrosa yang glamor. Para penggemar gaya Melindrosa, yang dikenal sebagai Flapper, cenderung menyukai make up berlebihan dan gaya hidup bebas dengan minum alkohol dan merokok.

0 komentar:
Posting Komentar